TAU GA!!!!!
KALAU TERNYATA CANGKANG KOPI DAPAT DIJADIKAN PUPUK ORGANIK?
Limbah
cangkang kopi yang menggunung di huller (kilang penggilingan kopi). Sebelumnya
limbah ini adalah sampah yang merepotkan petani, kini telah diolah menjadi
pupuk.
Energi
itu tidak pernah habis hanya berubah bentuk, itu kata Hukum Thermodinamika II.
Alam menyediakan sumber energi yang demikian banyak, baik energi berbentuk
bahan bakar, bahan makanan, termasuk pupuk sebagai sumber hara tanaman.
Hebatnya, salah satu sumber pupuk untuk tanaman kopi berasal dari limbah
cangkang kopi itu sendiri.
Para
petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang jumlahnya mencapai
62.100 kepala keluarga sudah banyak yang meninggalkan pupuk an-organik (pupuk
kimia) yang mahal. Kini, mereka beralih menggunakan pupuk organik yang berasal
dari sampah atau limbah cangkang biji kopi (endocarp) itu sendiri. Sampah itu,
kini telah mereka ubah menjadi rahmat.
Walaupun
mereka menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan produksi dan kesuburan
tanah, namun mereka tidak terdaftar dalam kelompok petani organik. Sebab,
mereka yang tergolong dalam kelompok tani organik adalah mereka yang dibina
oleh lembaga penerbit sertifikat organik. Untuk masuk dalam kelompok ini harus
membayar biaya inspeksi dan biaya lain-lain.
Bagi
Ponirin (50) yang biasa dipanggil Pon, meskipun dia tidak termasuk dalam
kelompok tani organik, dia tetap mengelola tanamannya secara organik. Petani
yang memiliki sehektar kebun kopi di kawasan Desa Jamur Uluh Simpang Teritit,
Kabupaten Bener Meriah telah lama menggunakan limbah cangkang biji kopi sebagai
sumber pupuk organiknya.
Hebatnya
lagi, walaupun Ponirin tidak bisa baca tulis, tetapi dia mampu mengelola uang
hasil penjualan kopi kelompok taninya, milyaran rupiah. Sampai akhirnya, mereka
mampu membangun lantai jemur dan huller milik kelompok yang terletak disamping
rumah Ponirin.
Lantai
jemur dan huller (mesin pemecah cangkang kopi) itu, setiap harinya menghasilkan
puluhan kilogram cangkang kopi. Limbah cangkang kopi itu dibiarkan menggunung
sampai mencapai atap rumah. Biasanya, limbah cangkang kopi itu dibakar oleh
pemilik huller. Namun, setelah mereka mengetahui bahwa kulit cangkang itu
sebagai pupuk organik, maka para petani yang merupakan anggota kelompoknya
mengambil secara cuma-cuma limbah cangkang kopi itu.
Kebun
kopi para petani disekitar huller milik Ponirin telah dibubuhi pupuk yang
berasal dari limbah cangkang kopi, dari sampah menjadi rahmat.
Buktinya,
permukaan kebun kopi petani disekitar rumah Ponirin semuanya diserak dengan
limbah cangkang kopi. Tanaman kopi yang makanannya disuplai dari cangkang kopi
itu memang terlihat subur-subur dan memiliki buah yang sempurna dan berdaun
hijau. Bagi Ponirin, makin banyak yang mengambil limbah cangkang kopi dari
hullernya untuk memupuk tanaman kopi, maka produksi kopi kelompok taninya makin
meningkat, otomatis kas kelompok terus bertambah.
Kini,
pemanfaatan limbah cangkang kopi sebagai pupuk sudah diikuti oleh para petani
dari daerah lain. Mereka mengolahnya dengan memberi beberapa zat tambahan,
sehingga limbah cangkang kopi menjadi pupuk bokasi. Sejak saat itu, para
pemilik huller yang sebelumnya direpotkan oleh limbah cangkang kopi, kini sudah
dibersihkan oleh para petani. Terkadang, mereka harus antri untuk mengumpulkan
limbah cangkang kopi tersebut. Ternyata, sumber zat hara untuk tanaman kopi
berasal dari limbahnya sendiri.
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/07/08/hebat-pupuk-tanaman-kopi-dari-limbah-cangkangnya/